Ads by Google

Saturday, 9 December 2017

API KAHYANGAN DI BOJONEGORO

BILA Anda ingin melihat Api Khayangan. sebaiknya kunjungi Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Api Khayangan tersebut merupakan sumber api yang terbesar di Asia menurut tim geologi Inggris.

Konon sumber api yang terdapat di Oesa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tersebut pemah digunakan Kriyokusumo, nama samaran dan Empu Supagati, untuk membuat keris pusaka Kerajaan Majapahit. Bahkan, hingga kini keris tersebut menjadi pusaka Kabupaten Bojonegoro.

Lokasi objek wisata Api Khayangan berada di dalam hutan jati yang jauh dari keramaian dan permukiman penduduk. Ketika sampai di Api Khayangan, Anda akan menemui gapura dengan ciri seni Majapahit sebagai gertang masuk. Tak jauh dari gapura terlihat beberapa tiang berwama merah berjajar rapi, dengan sebuah dinding rendah berupa lingkaran batu berdiameter sekitar 5 meter. Di dalam lingkaran dinding batu juga terasa ada gelombang hawa panas. Adapun warna dan bentuk apinya sendiri akan terlihat samar di bawah sinar matahari. Saat yang paling bagus melihat api tersebut adalah di sore atau malam hari.

Kemudian. tak jauh dari sumber Api Khayangan-sekitar 80 meter ke arah timur laut—terdapat kolam air kecil berwama abu-abu muda dengan gelembung udara yang timbul dari dasar kolam. Penduduk setempat menamai kolam tersebut Kolam Blekuthuk. yang dalam bahasa Jawa blekuthuk berarti gelembung air yang mengeluarkan suara. Meski tampak seperti air mendidih, suhu airnya tidak terasa panas.

Konon dipercaya penduduk bahwa air dalam Kolam Blekuthuk berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit, rematik, dan gigi. Biasanya agar khasiat air tidak berkurang, harus dioleskan langsung dari tempat tersebut dan jangan dibawa pulang. Kolam Blekuthuk juga dipercaya sebagai tempat mendinginkan besi tempaan keris pusaka dengan cara mencelupkan keris tersebut.

Di samping Api Khayangan dan Kolasm Blekuthuk, terdapat juga lokasi yang dipercaya sebagai tempat tirakat Empu Supagati. Tempat tersebut berupa sebuah pohon benngin dengan gundukan batu bata di bawahnya.Batu bata yang berukuran 20 x 30 cm tersebut mempunyai keminpan dengan batu peninggalan Kerajaan Majapahit yang tersebar di situs Trowulan. Konon, di tempat tersebut Empu Supagati melakukan tirakat sambil membuat keris Dapur Jangkung Luk Telu Blong Pok Gonjo yang kini menjadi pusaka kabupaten. 

Monday, 4 December 2017

BERWISATA SEJARAH KE PULAU BUTON | TRAVELLING TO BUTON ISLAND

SIAPA yang tak kenal dengan Pulau Buton, Sulawesi Tenggara yang dikenal sebagai penghasil aspal alam terbesar, serta memiliki panorama alam terindah.

Bila Anda berkesempatan untuk mengunjungi Pulau Buton, jangan lewatkan objek wisata Pantai Nirwana yang letaknya tidak jauh dari Kota Bau-Bau. Pantai Nirwana memiliki pasir putih dikelilingi oleh pulau-pulau kecil yang menentramkan hati. Di pantai ini, Anda dapat berenang dan menyaksikan pemandangan matahari terbenam yang cantik.

Selain itu terdapat juga Benteng Keraton Buton yang dibangun dari batugunung selama lebih dari 15 tahun dan mengitari wilayah kerajaan sultanbuton keenam yakni Sultan Gafurul Wadudu. Konon, batu batuan terse but direkatkan satu dengan lainnya memakai putih telur sehingga susunan batu tersebut kokoh bersatu. Dari atas benteng tersebut kita dapat melihat jelas pemandangan Kota Bau-Bau dari.ketinggian karena letaknya berada di dataran tinggi.

Bersamaan dengan awal pembangunan benteng Buton, dibangun pula Masjid Agung Buton. Uniknya di Masjid Buton, setiap salat Jumat para imam mesjid dan pengurusnya memakai pakai- an khusus khas Buton lengkap dengan sorban dengan membawa tongkat.

Setiap tongkat mencerminkan derajat posisi di masyarakat dan meletakan tongkat dalam susunan rapi di teras samping masjid. Menurut cerita masyarakat Buton, doa para imam yang ikhlas dan memohon kepada Allah agar merahmati penduduk itulah yang membawa berkah kepada masyarakat Buton. Tangkapan hasil laut mereka akan melimpah serta membawakan keselamatan panjang selama mereka mencari nafkah sebagai nelayan di laut. Pelaut Buton dari awal abad 15 sudah dikenal mampu membawa kapal cadiknya hingga ke Australia dan Afrika.